JIKA ENGKAU TERTIMPA SUATU MUSIBAH, MAKA JANGANLAH ENGKAU KATAKAN ...
oleh Bicara Hidayah pada pada 10hb Mac 2011 pukul 11.09 pagi

Bersambung dari : TETAP SEMANGAT DALAM HAL YANG BERMANFAAT (1)
[http://www.facebook.com/note.php?note_id=134251976644869]

- “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaitan.” (HR. Muslim) [Muslim: 47-Kitab Al Qodar, An Nawawi – rahimahullah membawakan hadits ini dalam Bab "Iman dan Tunduk pada Takdir"]
LALU sabda Nabi صلی الله علیﻪ و سلم, “Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’” Maksudnya di sini adalah setelah engkau semangat dan giat melakukan sesuatu, juga engkau tidak lupa meminta pertolongan pada الله, serta engkau terus melakukan amalan tersebut hingga usai (selesai), namun ternyata hasil yang dicapai di luar keinginan, maka janganlah engkau katakan: “Seandainya aku melakukan demikian dan demikian.” Karena mengenai hasil adalah di luar kemampuanmu. Kamu memang sudah melaksanakan sesuatu prosedur yang diperintahkan, namun الله pasti tidak terkalahkan dalam setiap putusan-NYA.


Jika seseorang telah mencurahkan seluruh usaha untuk melakukan suatu amalan, namun hasil yang diperoleh tidak sesuai keinginan, maka pada saat ini hendaklah ia menyandarkan segala urusannya pada الله karena hanya Dia-lah yang menakdirkan segalanya. Oleh karena itu, maksud hadits ini adalah: “Jika engkau telah mencurahkan seluruh usahamu, juga tidak lupa meminta pertolongan pada الله, lalu hasilnya tidak tercapai, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku melakukan demikian, maka nanti akan demikian dan demikian’.” Ketetapan mengenai hal ini telah ada, tidak mungkin hal tersebut diubah kembali. Urusan tersebut telah ditetapkan di Lauh Al Mahfuzh sebelum penciptaan langit dan bumi.
Apa hikmah tidak boleh mengatakan ‘Seandainya aku melakukan demikian, maka pasti akan demikian dan demikian’? Hal ini diterangkan dalam perkataan Nabi صلی الله علیﻪ و سلم selanjutnya, “Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaitan.”
Maksudnya apa? Yaitu perkataan law (seandainya) dalam keadaan seperti ini akan membuka rasa was-was, sedih, timbul penyesalan, dan kegelisahan. Akibatnya karena rasa sedih semacam ini, engkau pun mengatakan, “Seandainya aku melakukan demikian, maka pasti akan demikian dan demikian.”

A Helping Hand - Three children wander the streets of the Muslim Quarter of the Old City, Jerusalem.







Jadi, apabila yang diangan-angankan adalah sesuatu yang jelek dan maksiat, maka kata andaikata dalam hal ini menjadi tercela dan pelakunya terkena dosa, walaupun dia tidak melakukan maksiat. Misalnya: “Seandainya saya kaya seperti si fulan, tentu setiap hari saya bisa berzina dengan gadis-gadis cantik dan elok.”
Namun, apabila yang dianggan-angankan adalah hal yang baik-baik atau dalam hal mendapatkan ilmu nafi’ (yang bermanfaat). Misalnya: “Seandainya saya punya banyak kitab, tentu saya akan lebih paham masalah agama.” Atau kalimat lain: “Seandainya saya punya banyak harta seperti si fulan, tentu saya akan memanfaatkan harta tersebut untuk banyak berderma.”






The cascading domes and six slender minarets of the Sultanahmet Mosque [Masjid Sultan Ahmad] better known as the "Blue Mosque" dominate the skyline of Istanbul. In the 17th century, Sultan Ahmet I wished to build an Islamic place of worship that would be even better than the Hagia Sophia, and the masjid named for him is the result. The two great architectural achievements now stand next to each other in Istanbul's main square.
Oleh karena itu saudaraku, jika engkau telah mencurahkan seluruh usaha dan engkau meminta pertolongan pada الله, namun hasil yang dicapai tidak seperti yang engkau inginkan, janganlah engkau merasa sedih hati. Janganlah engkau mengatakan, “Seandainya aku melakukan demikian dan demikian, pasti akan…” Jika engkau mengatakan seperti ini, maka akan terbukalah pintu syaitan. Engkau pun akan merasa was-was, gelisah, sedih, dan tidak bahagia. Yang sudah terjadi memang sudah terjadi. Tugasmu hanyalah memasrahkan semua urusanmu pada الله ‘azza wa jalla. Oleh karena itu, katakanlah, “Apa yang الله kehendaki, pasti terlaksana.”


Masjid Sultan Omar Ali, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam
Dari Umar bin Al Khoththob radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi صلی الله علیﻪ و سلم bersabda,
- لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ ، تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً
“Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada الله, sungguh الله akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al Hakim. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 310)
- “Hadits ini bukanlah dalil untuk duduk-duduk santai, enggan melakukan usaha untuk memperoleh rizki. Bahkan hadits ini merupakan dalil yang memerintahkan untuk mencari rizki karena burung tersebut pergi di pagi hari untuk mencari rizki. Jadi, yang dimaksudkan dengan hadits ini –wallahu a’lam: Seandainya mereka bertawakkal pada الله سبحانا وتعاﱃ dengan pergi dan melakukan segala aktivitas dalam mengais rizki, kemudian melihat bahwa setiap kebaikan berada di tangan-NYA dan dari sisi-NYA, maka mereka akan memperoleh rizki tersebut sebagaimana burung yang pergi pagi hari dalam keadaan lapar, kemudian kembali dalam keadaan kenyang. Namun ingatlah bahwa mereka tidak hanya bersandar pada kekuatan, tubuh, dan usaha mereka saja, atau bahkan mendustakan yang telah ditakdirkan baginya. Karena ini semua adanya yang menyelisihi tawakkal.” (Darul Falihin, 1/335)
- “Burung itu pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali ketika sore dalam keadaan kenyang. Namun, usaha (sebab) itu bukanlah yang memberi rizki, yang memberi rizki adalah الله سبحانا وتعاﱃ. Hal ini menunjukkan bahwa tawakkal tidak harus meninggalkan sebab, akan tetapi dengan melakukan berbagai sebab yang akan membawa pada hasil yang diinginkan. Karena burung saja mendapatkan rizki dengan usaha sehingga hal ini menuntunkan pada kita untuk mencari rizki.” (Lihat Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jaami’ At Tirmidzi, 7/7-8)

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan,
- “Seandainya, kalau kita menelusuri terus kandungan hadits ini, niscaya kita akan dapati faedah yang amat banyak. Namun itulah manusia, terkadang mereka melanggar wasiat Nabi صلی الله علیﻪ و سلم yang sangat berharga ini.


Muhammad Abduh Tuasikal
::: Khamis, 5 Rabi'ul Akhir 1432 | Khamis, 10 Mac 2011 ::::
[ Semua Gambar Adalah Hiasan ]
_________________________________
Dipetik Dari:
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/tetap-semangat-dalam-hal-yang-bermanfaat-2.html
Tajuk Asal: TETAP SEMANGAT DALAM HAL YANG BERMANFAAT (2)
Shared By Bicara Hidayah
Referensi:
- Bahjatu Qulub Al Abror wa Qurrotu ‘Uyuni Akhyar fi Syarhi Jawami’il Akhbar, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, Maktabah ‘Abdul Mushowwir Muhammad ‘Abdullah, cetakan pertama 1425 H
- Dalilul Falihin li Thuruqi Riyadhis Sholihin, Muhammad ‘Ali bin Muhammad bin ‘Allan Asy Syafi’iy, Asy Syamilah
- Qoulul Mufid Syarhu Kitabit Tauhid, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama 1425 H
- Syarh Riyadhus Sholihin, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin, Mawqi’ Jami Al Hadits An Nabawi
- Tuhfatul Ahwadzi bi Syarhi Jaami’ At Tirmidzi, 7/7-8, Asy Syamilah
- Umdatul Qori Syarh Shohih Al Bukhari, 23/68-69, Asy Syamilah
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat (memuji dan berdoa) ke atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman bersalawatlah kamu ke atasnya serta ucapkanlah salam dengan penghormatan. “ [Al-Ahzab: 56]
No comments:
Post a Comment